KABOA

Pertanian dan teknologi

2018-04-09

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK

Pupuk merupakan bahan makanan atau nutrisi yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk kelangsungan pertumbuhannya, berdasarkan bentuknya pupuk ada dua macam yaitu pupuk dalam bentuk padat (kristal, puder, granular) dan dalam bentuk cair, sedangkan berdasarkan unsur atau
kandungannya yaitu pupuk tunggal dan majemuk. Adapun berdasarkan asal usul pembuatannya yaitu pupuk organik (alam) dan pupuk buatan (anorganik).

          Penerapan penggunaa pupuk, perbaikan sarana produksi dan perbaikan teknologi bercocok tanam, sejak awal Pelita I dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanah. Peningkatan penggunaan jumlah pupuk disebabkan oleh meningkatnya luas areal tanam, juga diakibatkan oleh semakin meningkatnya takaran penggunaan pupuk per satuan luas. Pada awal Pelita I dosis rekomendasi pemupukan untuk tanaman padi sawah adalah urea 100 s.d. 200 kg/ha, TSP 50 s.d. 75 kg/ha. Pada saat ini dosis rekomendasi telah mencapai 200 s.d. 250 kg/ha urea, 100 s.d. 150 kg/ha TSP dan 50 s.d. 100 kg/ha KCl (Subadiyasa, 1998). Bahkan berdasarkan sumber petani dalam kelompok Among Tani Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, pada tahun 1970-an petani hanya membutuhkan 150 kg/ha urea, akan tetapi makin lama kebutuhan urea meningkat, dan sekarang mencapai 500 kg/ha.

          Kenyataan membuktikan bahwa pupuk, baik organik maupun anorganik sangat dibutuhkan untuk mendukung tanah supaya tanaman berproduksi tinggi sehingga dapat mencukupi pangan dan kebutuhan manusia lainnya. Hanya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dapat menghasilkan produksi secara menguntungkan dan aman untuk lingkungan serta berkelanjutan. Oleh karena itu, penerapan konsep kualitas tanah untuk pengolahan lahan secara berkelanjutan adalah sangat penting.

          Pupuk dibutuhkan karena tanah sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman secara alami. Peran penggunaan pupuk yang sangat besar dalam hubungannya dengan pangan ditunjukkan oleh Negara China, yaitu saat ini dapat menyumbangkan bahan pangan untuk 21% penduduk dunia hanya dari 9% lahan pertanian dunia. Gambaran ini menunjukkan bahwa Negara China dengan menggunakan pupuk dapat memberikan kontribusi bahan pangan dunia sangat besar. Selama periode 1949 hingga 2000, penduduk China meningkat dari 450 juta menjadi 1,2 milyar lebih. Pada saat yang sama, produk tanaman (pangan) meningkat dari 130 juta ton (Mt) menjadi 500 Mt. Peranan pupuk buatan atau anorganik disini memainkan peran kunci dalam peningkatan produksi (Potash & Phosphate Institute, 2003).

       Penggunaan pupuk akan lebih menguntungkan apabila memperhatikan 5 tepat dalam pemupukan, yaitu: tepat macam atau jenis pupuk, tepat dosis, tepat tempat pemupukan, tepat waktu, dan tepat cara atau metode pemupukan. Ketidaktepatan pemupukan, salah satu yang telah disebutkan tersebut, maka akan ditunjukkan hasil pemupukan kurang efisien yang ditunjukkan nilai efisiensi pemupukan rendah. Efisiensi pemupukan yang rendah berarti banyak pupuk yang hilang atau tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman, yang akhirnya justru berakibat tidak baik pada lingkungan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas tanah dan rendahnya kesehatan hewan dan manusia.

 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik

          Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation-kation tanah.

Pupuk Kandang

Secara umum setiap ton pupuk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5 dan 5 kg K2O serta unsur-unsur hara esensial lain dalam jumlah yang relatif kecil (Hardjowigeno, 2003). Sifat-sifat dari pupuk kandang adalah sebagai berikut:
1.      Kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang;
2.      Kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua kali lebih besar daripada kotoran sapi;
3.      Kotoran babi mengandung P dua kali lebih banyak daripada kotoran sapi;
4.      Pupuk kandang dari kuda atau kambing mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi. Oleh karena itu, banyak petani menyebut pupuk kandang sapi dan babi sebagai pupuk dingin (cold manures);
5.      Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat, sedangkan sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair (urine);
6.      Kandungan K dalam urin adalah lima kali lebih banyak daripada dalam kotoran padat, sedangkan kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih banyak;
7.      Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi, karena bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang ditentukan oleh jenis makanan yang diberikan. Kandungan unsur hara dan berbagai kotoran ternak yang sudah membusuk disajikan dalam tabel 1.



Tabel 1. Unsur hara pada pupuk kandang dalam persen (%)

2.2.2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau diartikan sebagai hijauan muda dan dapat sebagai penambah N dan unsur -unsur lain atau sisa-sisa tanaman yang dikembalikan ke tanah. Pupuk hijau tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk kandang, apabila jumlah pupuk kandang sedikit, sedangkan tanah sangat memerlukan pupuk organik. Tanaman pupuk hijau harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan;
2.      Sukulen, tidak banyak mengandung kayu;
3.      Banyak mengandung N;
4.      Tahan kekeringan;
5.      Bila sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat.
Contoh tanaman yang ditanam dan dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain:
1.      Orok-orok (Crotalaria sp), tanaman perdu umur 2-4 bulan;
2.      Lamtoro, turi sekaligus sebagai tanaman pelindung;
3.      Calopogonium, Sentrosema, Mimosa, tanaman semak yang sering digunakan sebagai tanaman penutup tanah.

 Kompos

            Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air bila terlalu kering. Untuk mempercepat perombakan dapat ditambah kapur, sehingga terbentuk kompos dengan C/N rasio rendah yang siap untuk digunakan. Bahan untuk kompos dapat berupa sampah atau sisa-sisa tanaman tertentu (jerami dan lain - lain).

Adapun pupuk organik juga mempunyai kekurangan tersendiri, meskipun menguntungkan, pupuk organik juga memiliki sifat yang menunjukkan bahwa pupuk organik bukanlah pilihan yang terbaik untuk pertanian. Sifat-sifat tersebut antara lain adalah: (1) Pupuk organik yang telah mengalami proses dekomposisi, khususnya yang diaplikasikan dalam jumlah besar dapat menyebabkan polusi air tanah. (2) Tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman dalam bentuk hara organik. (3) Kandungan unsur hara yang penting bagi tanaman sangatlah kecil. (4) Pupuk organik tidak meningkatkan jumlah bahan organik secara signifikan (antara 1-2 % atau lebih) dalam 1 atau 2 tahun pengaplikasiannya. (5) Pupuk organic bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kualitas produk, seperti peningkatan kandungan antioksidan (Mamaril, 2004).

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang mengandung satu atau lebih senyawa anorganik (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau nutrisi tanaman. Dalam aplikasinya, sering dijumpai beberapa kelebihan dan kelemahan pupuk anor-ganik. Beberapa manfaat dan keunggulan pupuk anorganik antara lain: mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik adalah unsur N, P, dan K.

Sebagian besar N tanah berada dalam bentuk N-organik. Nitrogen dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila lingkungan baik ammonium dioksidakan menjadi nitrit kemudian nitrat (Soepardi 1983). Tanaman mengambil
nitrogen terutama dalam bentuk NH4 + dan NO3-. Senyawa N digunakan tanaman
untuk membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N
berwarna lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun menguning dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan
terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan mudah roboh serta
mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno, 1995).

Mobilitas unsur hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ion - ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe,
akan membentuk senyawa yang kurang larut dan dengan tingkat kelarutan yang
berbeda-beda. Reaksi tanah (pH) memegang peranan sangat penting dalam mobilitas unsur ini. Unsur P berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk
energi, selain itu berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nucleoprotein yang ada dalam inti sel. Unsur P juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji (Leiwakabessy dan Sutandi,2004). Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat karena pembelahan sel terganggu dan daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun (Hardjowigeno, 1995).

Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kalium diserap dalam bentuk kation K+. Kalium berperan dalam pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis (pembentukan karbohidrat), translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dan dalam aktivitas enzim (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Kalium juga merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam dalam sel tanaman sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar. Tanaman yang kekurangan unsur K akan kurang tahan terhadap kekeringan, lebih peka terhadap penyakit, dan kualitas produksi berkurang.