Kandungan
bahan organik yang cukup di dalam tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar
tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan tanah. Berkaitan
dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan meningkatkan
kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping itu, penambahan
bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan
alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan
kelekatan tanah terhadap alat. Pada tanah yang bertekstur halus (lempungan),
pada saat basah mempunyai kelekatan dan keliatan yang tinggi, sehingga sukar
diolah (tanah berat), dengan tambahan bahan organik dapat meringankan
pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi retak-retak yang berbahaya bagi
perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan organik kemudahan retak akan
berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat, pada saat
basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan tambahan bahan organik
dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.
Kandungan Bahan Organik merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika
kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu
merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan
organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari
dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator
reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat
pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).
Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi
fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang
gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah
semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari
kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.
Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas
(sangat berpasir), maka fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena
agregasi meningkat oleh adanya bahan organik. Ruang pori tanah juga meningkat,
akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyediakan ruang udara akan
semakin proporsional (baik). Hal ni bermanfaat untuk menghindarkan tekanan
kekeringan pada perakaran.
Kandungan
bahan organik yang cukup di dalam tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar
tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan tanah. Berkaitan
dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan meningkatkan
kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping itu, penambahan
bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan
alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan
kelekatan tanah terhadap alat. Pada tanah yang bertekstur halus (lempungan),
pada saat basah mempunyai kelekatan dan keliatan yang tinggi, sehingga sukar
diolah (tanah berat), dengan tambahan bahan organik dapat meringankan
pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi retak-retak yang berbahaya bagi
perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan organik kemudahan retak akan
berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat, pada saat
basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan tambahan bahan organik
dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.
Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada bahan
organik. Proses dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di
dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih
sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini akan meningkatkan kemampuan
absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar kation (KTK) tanah
karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini menjadikan tanah
mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang semakin baik, mengurangi
penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada saatnya
berarti pula meningkatkan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi
kebutuhan tanaman, baik melalui proses pertukaran secara langsung maupun pasif
oleh proses difusi.
Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang
dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/ tembaga),
B (Boron), dan lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini
bersifat preventif (dari efek meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu
katio-kation logam yang terjerap dalam ikatan khelat juga masih bisa
dimanfaatkan oleh tanaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terjadinya ikatan
khelat ini justru meningkatkan mobilitas banyak kation, karena ikatan ni memang
bisa larut sehingga memudahkan tanaman untuk memanfaatkannya.
Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi
mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis dan
jumlahnya) menyebabkan dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat
alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi bermiselia seperti micorhiza, dll)
akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel penyusun tanah. Mikroba
dan miselianya, yang berupa benang-benang, akan berfungsi sebagai perajut/
perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah
menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan)
tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah positif sehingga
meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman
tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk buatan dan pestisida.
Bahan organik juga berperan sebagai ZPT, karena proses dekomposisi akan
menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus disebut juga sebagai asam humat
(humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi yang bersifat
amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif
tinggi dan bervariatif. Asam humat banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di
dalam tanah, pertumbuhan bagian atas tanaman, pemanjangan semaian muda atau
pemanjangan akar dari akar terpotong secara in vitro, karena asam humat
menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat juga berperan dalam
perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi,
permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara
normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat
kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk
mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal
(baik tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat
pejal maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga
permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari
BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan menegemen
air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran
tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman
akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.